Sabtu, 19 Maret 2016

Ia, Masa Remajaku

Bulan tak lagi bersinar seperti malam lainya, bintang menutup diri dibalik awan.  Aku bersandar di atas sofa sambil melihat coretan-coretan proposal ksripsi yang harus aku kerjakan, karna kamis ini Bu Dini harus keluar kota.  "Trrettttt". Getaran handphone di atas meja yang berada disamping kasur.  Sebuah pesan singkat yang tetlihat "Arie, maafkan aku, aku tak berdaya ketika ia melamarku didepan orang tua ku. Semoga kau mendapatkan Perempuan yang lebih baik dari ku". Tak sempat ku balas pesan singkat dari Leni, langsung ku gulingkan tubuhku diatas sofa. 

Leni lebih dari sekedar seorang pacar, Ia adalah teman di masa kecilku hingga dewasa dari SD, SMP hingga SMA. Ketika SMA Ia sering berkunjung kerumahku mambantu Ibuku membuat kue untuk berjualan di pasar, meyapu rumah dan tugas rumah lainnya. Ia adalah anak yang pintar, aku sering belajar besama dengannya. dengan hal tersebut mengantarkannya, untuk melanjukan pendidikan perguruan tinggi di Jepang, Ia mendapatkan beasiswa prestasi karna menjuarai olimpiade Sains di Bali tahun 2010.

Setelah lulus dari SMA, aku harus membantu kedua orang tua ku di rumah, karna secara finansial aku belum bisa untuk melanjutkan pendidikan ke bangku perkulihan, hingga akhirnya aku mendapatkan beasiswa dari pemerintah daerahku untuk melanjutkan pendiddikan Kedokteran di Kota Kembang.


Masi jelas teringat kenangan di massa-massa SMA, Ia pernah dimarahi bu guru karna buku LKS nya kotor dan basa, Ia tak kuasa melihatku sering di hukum karna sikap malas dan nakalku di sekolah, ia menggantikan bukunya dengan bukuku, padahal itu adalah buku yang kupinjamkan dari Bu guru yang tidak ku jilid dengan menggunakan plastik. tersentak di pikiran ku, ketika aku mengingatnya. langsung kucari buku-buku yang ia titipkan kepadaku sebelum ia pergi keJepang. " Mr. Arie, you must be good doctor for public and good boy for me". Coretan di halaman pertama buku biologi dalam bukunya. satu demi satu ku baca sebagian kiriman surat dari masa-masa SD hingga SMA.
Langsung ku ambil handphone ku di atas meja. " Leni, semoga bahagia bersamanya sayang. terimakasih telah menemaniku selama ini, aku senang sempat berada di dekatmu dan bisa mengenalmu." 
 
********
Itulah akhir perkenalan ku dengannya Sayang dan sekarang aku tidak tahu lagi ia berada. maafkan aku, buku dan kotak surat, dan photo ini belum kubuang lamanya sebelum kita berjumpa. 

 *****
~ Arie Anggara Cerita Fiktif
"Menyemangati Diri"
 #Beautifulday
 @arieanggara28