Selasa, 11 Februari 2014

PENGEMBANGAN KAWASAN TANPA ROKOK


ADMINISTRASI PEMBANGUNAN
TENTANG
PENGEMBANGAN KAWASAN TANPA ROKOK





DISUSUN OLEH         :
ARIE ANGGARA ( 2012710020 )
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2013



BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sehingga masyarakat dapat hidup sehat, sejahtera, produktif, dan dapat berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sehat sesuai definisi dari WHO, tidak hanya bebas dari penyakit fisik, tetapi juga bebas dari penyakit mental, sosial, ekonomi dan spritual. Pendekatan pembangunan kesehatan yang digunakan adalah pendehatan holistik (penyuluhan) dari berbagai aspek kehidupan manusia.
Hak untuk menghirup udara bersih tanpa paparan asap rokok telah menjadi perhatian dunia, namun kenyataan pemaparan asap rokok semakin hari semakin hari semakin bertambah akibat meningkatnya jumlah perokok. Menurut WHO diperkirakan tahun 2030 tingkat kematian dunia akibat konsumsi rokok akan mencapai 10 juta setiap tahunnya dan sekitar 70% terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia.
Konsumsi rokok di indonesia pada tahun 2001 adalah 127,4 trilyun rupiah atau sekitar 7,5 kali lipat penerimaan cukai tembakau yang sebesar 16,5 trilyun rupiah pada tahun yang sama. Pada tahun 2002 tingkat konsumsi rokok mencapai 182 milyar batang. Keadaan ini menunjukan total perokok aktif di indonesia adalah 70% dari totalpenduduk, atau 141,44 juta orang, sehingga orang di sekitarnya yang tidak merokok menjadi perokok pasif dan sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat akibat pencemaran udara akibat asap rokok.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa tujuan pengembangan kawasan tanpa rokok?
2. Bagai mana cara dan langka-langkah mengembangkan kawasan tanpa rokok?
3. Apa faktor pendukung dalam pengembangan kawasan tanpa rokok?
C.TUJUAN
1. Untuk mengetahui tujuan penetapan kawasan tanpa rokok
2. Untuk mengetahu langkah-langkah pengembangan kawasan tanpa rokok
3. Dan mengetahui kendala dan pendukung dalam penetapan kawasan tanpa rokok


BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGELOLAHAAN KAWASN TANPA ROKOK
Kawasan tanpa rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan produksi, penjualan, iklan promosi dan/ atau penggunaan rokok. Penetapan kawasan tanpa rokok meruakan upaya perlindungan untuk masyarakat terhadap risiko ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok. Penetapan kawasan tanpa rokok ini perlu di selenggarakan di tempat umum, tempat kerja, angkutan umum, tempat ibadah, arena kegiatan anak-anak, tempat proses belajar mengajar dan tempat pelayanan kesehatan.
B. MASALAH, FAKTA DAN DATA TENTANG ROKOK
Di Indonesia masalah rokok sampai saat ini masih menjadi masalah nasional yang perlu secara terus menerus di upayakan penaggulangannya, karena menyangkut  berbagai aspek permasalahan dalam kehidupan yaitu aspek ekonomi, sosial, politik, utamanya aspek kesehatan.
Lebih dari sepapruh (57%) rumah tangga indonesia mempunyai sedikitnya satu orang perokok dan hampir semua perokok (91,8 %)  merokok di rumah.
Fakta membuktikan bahwa bahaya tembakau terhadap kesehatan sangat besar, jauh dari yang disadari oleh sebagian besar masyarakat. Kebiasaan merokok berhubungan dengan kejadian berbagai penyakit, sebagian besar berakibat kematian.


C. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN KAWASAN TANPA ROKOK
            Petugas kesehatan melaksanakan advokasi kepada para penentu kebijakan pimpinan/  pengelola tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan, Mal, pasar serba ada, hotel dan stasiun. tempat kerja seperti kawasan pabrik, perkantoran, ruang rapat, ruang sidang/ seminar. Angkutan umum seperti kereta api, taksi, bus umum, busway, mikrolet, angkutan kota, bajaj, kancil dll. Tempat ibadah seperti mushollah, gereja termasuk kapel, pura, wihara dan klenteng. Area kegiatan anak-anak seperti tempat penitipan anak (TPA), tempat pengasuhan anak, dan arena bermain anak-anak. Tempat proses belajar mengajar seperti kampus, sekolah, perpustakaan, ruang pratikum atau laboratorium. Dan tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, poliklinik dan posyandu.
D. POTENSI DAN PENDUKUNG
Agar permasalah dan kondisi tersebut dapat di kendalikan maka perlu dilakukan upaya pengamanan terhadap bahaya merokok melalui berbagai produk hukum dan penetapan kawasan tanpa rokok. Pemerintah telah mengeluarkan peraturan pemerintah republik indonesia nomor 19 tahun 2003 mengenai pengaman rokok bagi kesehatan yang mengatur mengenai iklan dan promosi rokok yang dapat dilakukan dengan persyaratan tertentu yang ditetapkan seperti pemberian informasi tentang kandungan kadar nikotin dan tar yang ada pada setiap batang rokok.
Peningkatan harga dan cukai rokok merupakan strategi yang paling efektif dalam pengendalian tembakau karena akan meningkatkan pendapatan negara sekaligus mengurangi konsumsi rokok . rokok merupakan zat adiktif,sehingga pecandu rokok akan tetap merokok, yang terkurang adalah jumlah perokok pemula, perokok tidak tetap, remaja dan perokok miskin.



E. PENGETAHUAN TENTANG RESIKO KESEHATAN
Rendahnya kesadaran masyarakat tentang bahaya merokokpun menjadi alasan sulitnya penetapan kawasan tanpa rokok yang ditunjukan dengan keadaan hampir70% perokok di Indonesia mulai merokok sebelum berumur 19 tahun. Bahkan data Susenas (suevei sosial ekonomi nasional) 2003 menyebutkan usia 8 tahun sudah mulai merokok . berarti kebanyakan perokok mulai merokok sejak anak-anak atau remaja (data surkesnas 2004, usia mulai merokok 10 tahun).
Merokok juga dianggap sebagai hal yang biasa dan normal. Sebagian perokok mengaku mendapat rokok dari keluarga atau temannya dengan muda tanpa perlu membeli. Sebanyak 70% mengatakan bahwa guru mereka merokok di sekolah bahkan sedang mengajar. Walaupun 89% mengatakan ada peraturan larangan , tetapi pelanggaran tidak perna ditindak. Tiga dari 4 pelajar memiliki teman-teman yang merokok dan mengatakan tidak keberatan dengan hal tersebut.
F. SOLUSI
Peran serta masyarakat baik secara individu, kelompok atau lembaga dibutuhkan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pembinaan atas penyelenggaraan pengamanan produk tembakau sebagai zat adiktif bagi kesehatan dilaksanakan melalaui pemberian informasi dan edukasi serta pengembangan kemampuan masyarakat untuk berprilaku hidup sehat. Sementara pengawasan peraturan ini dilakukan oleh manteri, kepala badan dan instansi terkait sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
Pemerintah perlu membuat peraturan yang melindungi anak dan remaja dari upaya agresif industry tembakau yang menjaring mereka sebagai konsumen jangka panjang dan merusak generasi sekarang maupun mendatang. Upaya perlindungan anak dan remaja dari bahaya merokok untuk mengurangi akses mereka terhadap rokok yaitu antara lain dengan menaikan harga rokok, melarang penjualan rokok kepada anak-anak kurang dari 18 tahun dan melarang penjualan rokok batangan.


BAB III
A. KESIMPULAN
Penetapan kawasan tanpa rokok meruakan upaya perlindungan untuk masyarakat terhadap risiko ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok. Penetapan kawasan tanpa rokok ini perlu di selenggarakan di tempat umum, tempat kerja, angkutan umum, tempat ibadah, arena kegiatan anak-anak, tempat proses belajar mengajar dan tempat pelayanan kesehatan
B. KRITIK DAN SARAN
Harus dilakukan upaya pengamanan terhadap bahaya merokok melalui berbagai produk hukum dan penetapan kawasan tanpa rokok. Peningkatan harga dan cukai rokok merupakan strategi yang paling efektif dalam pengendalian tembakau karena akan mengurangi konsumsi rokok dan Peran serta masyarakat baik secara individu, kelompok atau lembaga dibutuhkan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.




DAFTAR PUSTAKA
Prajitno, Subur. 2008. Dasar-Dasar Administrasi Kesehatan Masyarakat. Surabaya: Airlangga University Press.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Panduan Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Papilaya, Dr. Alex. 2010. Bunga rampai fakta tembakau permasalahannya di Indonesia. Jakarta




[1]               Subur prajitno, dasar-dasar administrasi kesehatan masyarakat, (surabaya: airlangga university press, 2008) hlm. xxi
[2]               Departemen kesehatan republik indonesia, panduan pengembangan kawasan tanpa rokok, (jakarta: departemen kesehatan, 2006), hlm. 1
[3]               Departemen kesehatan republik Indonesia, hlm. 1
[4]               Departemen kesehatan republik indonesia Hlm. 9
[5]               Departemen kesehatan republik Indonesia, hlm 5
[6]               Departemen kesehatan republik indonesia Hlm. 6
[7]               Departemen kesehatan republik indonesia Hlm. 2
[8]               Departemen kesehatan republik indonesia, hlm. 1
[9]               Dr. alex papilaya, DTPH, BUNGAS RAMPAI FAKTA TEMBAKAU permasalahan di Indonesia, (Jakarta: 2010), hlm. 120
[10]             Dr. alex papilaya, hlm. 69
[11]             Dr. alex papilaya, hlm 65

we are also able to successfully

Saya perna berpikir, suatu kondisi yang baik akan berpengaruh terhadap pikiran seseorang. Tetapi kita tidak bisa membuat pradikma jika orang yang berada di kondisi yang tidak baik, dia juga akan terlahir dengan sikap yang seperti itu.
Bisa saja ia belajar dengan kekurangan yang ada pada dirinya dan hal-hal negatif yang ada lingkungan untuk menjadi pelajaran dan patokan supaya menjadi hal yang positif.

Saya akaui umur tidak menjamin dan sebagai patokan untuk dewasa dan sukses. Banyak orang-orang di luar sana dengan umur mudah telah dewasa dan mempunyai akset yang besar. Dan ini tidak munafik karena belajar dan belajar.

Belajar dalam hal ini tidak hanya sekolah- sekolah dan sekolah ataupun kuliah.
Walaupun sekolah menjadi patokan utama, kita bisa belajar dengan hal yang dialami dan mengamati kondisi lingkunagan dan peluang.

Walaupun ini menjadi PR utama dalam kehidupan saya, saya yakin teori ini bisa di kembangkan.

Hanya ada satu kata yang ingin saya katakan untuk kita semuanya, yaitu " success was not just for them but we also have an opportunity",(sukses itu bukan hanya untuk mereka tetapi kita juga berpeluang).

RANGKA TUBUH MANUSIA DIKELOMPOKKAN ATAS DUA BAGIAN YAITU SKELETON AKSIAL DAN SKELETON APENDIKULAR

A. SKELETON AKSIAL
Terdiri atas sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh dan memberikan dukungan dan perlindungan pada organ di kepala, leher dan badan.
Macam-macam skeleton aksial yaitu:
1. TULANG TENGKORAK
bagian kepala terdiri dari:
  • bagian frontal yaitu tulang dahi
  • bagian temporal yaitu tulang samping kiri kanan kepala dekat telinga
  • bagian occipitas yaitu daerah belakang daritengkorak
  • bagian spenoid yaitu berdekatan dengan tulang rongga mata, seperti tulang baji
  • bagian ethmoid yaitu tulang yang menyususn rongga hidung
  • rahang bawah yaitu menempel pada tulang tengkorak bagian temporal. hal tersebut merupakan satu-satunya hubungan antar tulang dengan gerakan yang lebih bebas
  • Rahang atas yaitu menyusun sebagian dari hidung, dan langit-langit
  • palatinum (tulang langit-langit) yaitu menyusun sebagian dari rongga hidung dan bagian atas dari atap rongga mulut
  • zigomatik yaitu tulang pipi
  • tulang hidung
  • Tulang lakrimal yaitu sekat tulang hidung.
Tulang Tengkorak Tulang-tulang tengkorak merupakan tulang yang menyusun kerangka kepala. Tulang tengkorak tersusun atas 8 buah tulang yang menyusun kepala dan empat belas tulang yang menyusun bagian wajah. tulang tengkorak bagian kepala merupakan bingkai pelindung dari otak. Sendi yang terdapat diantara tulang-tulang tengkorak merupakan sendi mati yang disebut sutura.

2. TULANG DADA
Tulang dada termasuk tulang pipih, terletak di bagian tengah dada. pada sisi kiri dan kanan tulang dada terdapat tempat lekat dari rusuk. bersama-sama dengan rusuk, tulang dada memberikan perlindungan pada jantung, paru-paru dan pembuluh darah besar dari kerusakan
Tulang dada tersusun atas 3 tulang yaitu:
  • tulang hulu / manubrium. terletak di bagian atas dari tulang dada, tempat melekatknya tulang rusuk yang pertama dan kedua
  • Tulang badan / gladiolus, terletak dibagian tengah, tempat melekatnya tulang rusuk ke tiga sampai ke tujuh, gabungan tulang rusuk ke delapan sampai sepuluh.
  • Tulang taju pedang / xiphoid process, terletak di bagian bawah dari tulang dada. Tulang ini terbentuk dari tulang rawan.
3. TULANG RUSUK
Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung. bersama-sama dengan tulang dada membentuk rongga dada untuk melindungi jantung dan paru-paru. Tulang rusuk dibedakan atas tiga bagian yaitu:
  • Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang. Tulang-tulang rusuk ini pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan ujung depannya berhubungan dengan tulang dada dengan perantaraan tulang rawan
  • Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Tulang rusuk ini memiliki ukuran lebih pendek dibandingkan tulang rusuk sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan ketiga ujung tulang bagian depan disatukan oleh tulang rawan yang melekatkannya pada satu titik di tulang dada
  • Rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Tulang rusuk ini pada ujung belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang, sedangkan ujung depannya bebas.
Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi diantaranya:
a). melindungi jantung dan paru-paru dari goncangan.
b). melindungi lambung, limpa dan ginjal, dan
c). membantu pernapasan.




4. RUAS-RUAS TULANG BELAKANG
Ruas-ruas tulang belakang disebut juga tulang belakang disusun oleh 33 buah tulang dengan bentuk tidak beraturan. ke 33 buah tulang tersebut terbagai atas 5 bagian yaitu:
  • tujuh ruas pertama disebut tulang leher. ruas pertama dari tulang leher disebut tulang atlas, dan ruas kedua berupa tulang pemutar atau poros. bentuk dari tulang atlas memungkinkan kepala untuk melakukan gerakan.
  • Dua belas ruas berikutnya membentuk tulang punggung. Ruas-ruas tulang punggung pada bagian kiri dan kanannya merupakan tempat melekatnya tulang rusuk.
  • Lima ruas berikutnya merupakan tulang pinggang. Ukuran tulang pinggang lebih besar dibandingkan tulang punggung. Ruas-ruas tulang pinggang menahan sebagian besar berat tubuh dan banyak melekat otot-otot.
  • Lima ruas tulang kelangkangan (sacrum), yang menyatu, berbentuk segitiga terletak dibawah ruas-ruas tulang pinggang.
  • bagian bawah dari ruas-ruas tulang belakang disebut tulang ekor (coccyx), tersusun atas 3 sampai dengan 5 ruas tulang belakang yang menyatu.
Ruas-ruas tulang belakang berfungsi untuk menegakkan badan dan menjaga keseimbangan. menyokong kepala dan tangan, dan tempat melekatnya otot, rusuk dan beberapa organ.
B. SKELETON APENDIKULAR

Tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari skeleton axial. Skeleton axial terdiri dari
anggota gerak atas, anggota gerak bawah, gelang bahu, gelang panggul, dan bagian akhir dari ruas-ruas tulang belakang seperti sakrum dan tulang coccyx.
1. TULANG ANGGOTA GERAK ATAS (EXTREMITAS SUPERIOR)
Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas humerus / tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang panjang /pipa, ujung atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat. pada bagian bawah memiliki dua lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna.
  1. Radius dan ulna / pengumpil dan hasta. Tulang ulna berukuran lebih besar dibandingkan radius, dan melekat dengan kuat di humerus. Tulang radius memiliki kontribusi yang besar untuk gerakan lengan bawah dibandingkan ulna.
  2. karpal / pergelangan tangan. tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan oleh ligamen
  3. metakarpal / telapak tangan. Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian atas berhubungan dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan tulang-tulang jari (palanges)
  4. Palanges (tulang jari-jari). tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang, kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah tulang.

2. TULANG ANGGOTA GERAK BAWAH (EKSTREMITAS INFERIOR)
Tulang anggota gerak bawah disusun oleh tulang:
1. FEMUR / TULANG PAHA
Termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai dari gelang panggul sampai ke lutut.
  1. Tibia dan fibula / tulang kering dan tulang betis. Bagian pangkal berhubungan dengan lutut bagian ujung berhubungan dengan pergelangan kaki. Ukuran tulang kering lebih besar dinandingkan tulang betis karena berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh. Tulang betis merupakan tempat melekatnya beberapa otot
  2. Patela / tempurung lutut. terletak antara femur dengan tibia, bentuk segitiga. patela berfungsi melindungi sendi lutut, dan memberikan kekuatan pada tendon yang membentuk lutut
  3. Tarsal / Tulang pergelangan kaki. Termasuk tulang pendek, dan tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya adalah tulang tumit.
  4. Metatarsal / Tulang telapak kaki. Tersusun atas 5 buah tulang yang tersesun mendatar.
  5. Palanges / tulang jari-jari. Setiap jari tersusun atas 3 tulang kecuali tulang ibu jari atas 14 tulang.
3. TULANG GELANG BAHU (KLAVIKULA DAN SCAPULA / BELIKAT DAN SELANGKA)
Tulang selangka berbentuk seperti huruf "S", berhubungan dengan tulang lengan atas (humerus) untuk membentuk persendian yang menghasilkan gerakan lebih bebas, ujung yang satu berhubungan dengan tulang dada sedangkan ujung lainnya berhubungan dengan tulang belikat.
Tulang belikat (skapula) berukuran besar, bentuk segitiga dan pipih, terletak pada bagian belakang dari tulang rusuk. Fungsi utama dari gelang bahu adalah tempat melekatnya sejumlah otot yang memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi.

4. GELANG PANGGUL
Tulang gelang panggul terdiri atas dua buah tulang pinggung. Pada anak anak tulang pinggul ini terpisah terdiri atas tiga buah tulang yaitu illium (bagian atas), tulang ischiun (bagian bawah) dan tulang pubis (bagian tengah). Dibagian belakang dari gelang panggul terdapat tulang sakrum yang merupakan bagian dari ruas-ruas tulang belakang. Pada bagian depan terdapat simfisis pubis merupakan jaringan ikat yang menghubungkan kedua tulang pubis. Fungsi gelang panggung terutama untuk mendukung berat badan bersama-sama dengan ruas tulang belakang. melindungi dan mendukung organ-organ bawah, seperti kandung kemih, organ reproduksi, dan sebagai tempat tumbuh kembangnya janin.