Senin, 23 Maret 2020

Pandemi Covid 19, Apa yang harus kita lakukan?


Dalam kehidupan baik Jodoh, Rezeki dan Ajal sudah ada yang mengatur.
Pada dasarnya kita tidak usah panik dan takut dalam keadaan Pandemi (wabah dunia) ini.
Kita tidak takut Sama virus Covid 19, kita harus takut atas Allah SWT yang menciptakan Virus ini. Masalah virus ciptaan Allah SWT, yang digunakan untuk Perang Biologi oleh negara tertentu itu lain persoalan.

Jadi Terkait Virus Covid 19 ini, kita tidak mesti panik dan tetapi tidak mesti juga bersantai serta bercanda gurau menyepelekan untuk tidak melakukan apa-apa sebagai pencegahan penularan.
Setidaknya sebagai Iktiar kita kepada Allah SWT atas ujian yang diberikan kepada kita.


Saya pribadi pada dasarnya sadar betul dengan kondisi tubuh diri sendiri.
Ketika saya diberikan ujian terjangkit penyakit flu dan batuk oleh Allah SWT, penyakit ini agak sulit untuk saya sembuhkan dan kadang-kadang bisa melebihi dua minggu lebih.
Tidak heran saya selalu Ceck Up ke puskesmas untuk melakukan Ceck dahak, Darah dan bahkan rongen untuk mengetahui dan kepuasan saya terkait penyebab batuk yang lebih dari dua minggu.

Saya sadar saya lemah untuk penyakit yang berkaitan dengan sistem pernapasan ini, saya bukan berlebiham untuk memproteksi diri untuk selalu menggunakan masker dan bahkan saat tidur. Orang tua paham betul ketika saya sakit Flu dan batuk, saya selalu menggunakan masker didalam rumah dan begitu juga pada saat tidur, Apalagi dengan kondisi saat ini.
Saya sangat bersyukur sekali atas anugrah dan kelebihan yang Allah SWT berikan ini kepada saya.

Didalam dunia pendidikan ada namanya istilah Teori Gunung Es atau Iceberg Theori. Teori ini merupakan instrument yang digunakan untuk mencari akar penyebab sebuah permasalahan. Sebuah Gunung es biasanya yang tampak hanya bagian atasnya, sementara dibawahnya yang tidak tampak justru semakin besar.

Minsyalnya pemerintah melaporkan pasien yang Positiv Covid 19 sekitar 500 an, berdaarkan teori ini (Iceberg Teori), pasien yang tidak terlapor ke pelayanan kesehatan bisah melebihi dari 500.
mungkin 2000 atau bahkan Jutaan.
Hal ini didasarkan masih kurang dan terbatasnya akses dari dan menuju ke pelayanan kesehatan, prilaku masyarakat yang malas bepergian ke pelayanan kesehatan (merasa sakit biasa), minimnya Fasilitas kesehatan, sistem pelaporan yang terbatas dll.

Dan tidak hanya itu, provinsi atau daerah yang terjangkit penyakit ini bisa saja tidak hanya di daerah Jakarta, Bandung, bali dan darah lainnya, yang terlapor oleh pemerintah.
Bisa Jadi, Jambi, Sarolangun -Jambi (TL Saya), Padang, Riau, Aceh, Sulawesi, kalimantan, NTT, Maluku dan bahkan Papua mungkin.
karna sejalan dengan mobilitas pergerakan masyarakat seperti keluar masuk kota, Masa Inkubasi lebih kurang 14 hari,  dan Lamanya virus dapat hidup diluar sell Inang.

Dari sini kita dapat milah apa yang harus dan mesti kita lakukan.

1. kita sering mendengar kata Lockdown, lockdown berfungsi untuk membatasi bergerakan manusia seperti dari daerah tertentu ke daerah lainnya atau dari desa ke kota dan lain-lainnya.
Disini bertujuan untuk mencegah penularan penyakit dari daerah tertentu ke daerah lainnya.
Contoh. Dari Jakarta ke Sarolangun Jambi, Papua dll.

2. Melakukan Isolasi atau karantina pada pasien Covid 19 yang bertujuan untuk mencegah penularan kepada orang lain dan proses penyembuhan bagi seorang pasien Covid 19.

3. Penerapan Perilaku hidup bersih dan Sehat (PHBS) yang bertujuan untuk menjega tertular dari Kuman, Bakteri dan Virus ini. Salah satunya adalah mencuci tangan dengan menggunakan sabun sesering mungkin atau menggunakan Hand sanitaizer. karna tangan adalah jendela masuknya Kuman dan Bakteri ke tubuh kita saat menyentuh pasilitas umum, bersalaman dengan pembawa, memegang binatang, Memegang UANG, saat selesai BAK dan BAB, dan lain-lain.

ketika tangan kotor  terjadi kontak silang pada saat kita menyentuh hidung, mata dan mulut.
Nah disini, selain kita harus sesering mungkin untuk mencuci tangan kita juga harus mengurangi untuk menyentuh area wajah.

selain mencuci tangan kita juga harus sesering mungkin untuk mandi atau bilas.
Selain untuk kebersihan dan kebugaran kita mencega untuk masuknya kuman yang menempel di pakainan, area tubuh kita yang lain seperti rambut dan kaki.
Disini kita juga harus sesering mungkin untuk mencuci pakaian.

4. Menggunakan Masker yaitu mencegah masuknya Virus dan Bakteri melalui saluran pernafasan kita.
Dikarnakan Pandemi (wabah dunia) dan kita tidak tahu orang-orang disekitar kita yang positif Covid 19, kita harus sesering mungkin untuk menggunakan masker.
Disamping itu, inilah kenapa pentingnya menjaga jarak dengan orang lain kurang lebih 1 meter (Social distancing atau social physical).

5. Sebagai tambahan dalam bentuk pencegahan ada baiknya kita memakai barang pribadi untuk keperluan pribadi. Membawa Sajadah pada saat solat berjamaah, menggunakan Helm pribadi saat menaiki Ojek (atau dengan menggunakan masker), Membawa hand sanitizer saat menyentuh fasilitas umum dan Handphone, Melakukan desinfektan lingkungan rumah dengan menggunakan Clorin/ So Klin pemutih sesuai panduan kemenkes/ Dinkes DKI. Selain itu kita juga harus Menjaga kebugaran tubuh untuk meningkatkan daya tahan tubuh, Istirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi dengan ketentuan gizi simbang (Bukan 4 sehat 5 sempurna).

Usaha pencegahan ini tidak cukup hanya dilakukan oleh Pemerintah,  Lembaga Swasta, dan Lembaga sosial lainnya.
Ini perlu usaha bersama, ini saatnya kita tunjukan Kegotoroyangan serta kekompakan kita Sebagai warga Negara Indonesia dengan saling bahu membahu.
Yang kaya membantu yang membutuhkan, yang pintar membantu memberi informasi yang baik dan benar.
Kita bantu Para Dokter, Perawat dan tenaga medis lainnya untuk tidak TERTULAR dan berbaring di Rumah Sakit karena Covid 19.

Jadilah pahlawan untuk keluarga, anak dan Negara.
Tulisan ini saya buat untuk pengabdian saya sebagai Sarjana Kesehatan Masyarakat.

---
Masa Inkubasi : Lama waktu yang dibutuhkan oleh Virus Covid 19 untuk menunjukan gejalah sakit pada Inangnya (lebih kurang 14 hari)

Inang : Host atau orang yang terinfeksi Covid 19 ini.

~ Arie Anggara, SKM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar