"Kamu kalau mau mencari teman hidup, carilah yang sayang sama orang tua terkhusus kedua orang tuanya sendiri, mungkin saat Ubak tua nanti, kalian yang mengurus Ubak"
Kata-kata sederhana ini membuat ku merenung beberapa detik, menarik aku kewaktu dimasa Kanak-kanak hingga Remaja.
***
Saat kecil, ketika SD aku sempat menginjakan kaki di Tiga SD yang berbeda. sebagai anak kampung ini jarang dilakukan. Pertama, SD Mersip Desa Bukit Bulan Tempat Umak mengajar, desa Terdepan di Kab. Sarolangun, Hingga Kelas 3 SD. Kedua, SD Muara danau tempat kelahiranku dan kelahiran Ubak yang berjarak 6 KM dari Kab. Sarolangun. Karna ada permasalahan perselisihan Umak dan Ubak, Aku sempat belajar, hanya satu hari di SD desa Pulau Pandan, SD dimana Umak belajar. dan akhirnya Ubak datang meminta kami kembali Ke SD 39 Muara Danau.
"Mak, kalau pindah-pindah sekolah lagi, aku berhenti sekolah sajah la ya", sahutku saat di ajak kembali ke SD muara Danau.
pertanyaan mengenai Nama "Arie anggara" pasti bukanlah hal yang asing bagiku.
"Kamu Arie yang artis itu ya, tidak nyangka kamu sudah besar".
"Kamu anak tiri itu ya".Aku selalu tersenyum dan menjawab polos "bukan Bu/ Pak, itu Arie Hanggara, kalau Saya Arie Anggara".
karna pertanyaan asing ini aku penasan. Semasa SD dan SMP, aku hanya bendengar dari mulut-kemulut cerita tentang Arie Hanggara ini.
semasa SMA aku mencoba mencari tahu lewat Internet.
Akhirnya aku sempat menonton lewat DVD yang kebetulan dibelikan oleh Umak, film Arie Hanggara.
Kisah nyata yang dijadikan film, yang berceritakan Seorang anak kecil yang aktif dan nakal, nakalnya anak-anak yang aktif yang disiksa oleh orang tuanya hingga meninggal.
Usut punya usut, Ubak tertarik menamakan ku Arie anggara karna berdasarkan film ini.
Semasa Kecil, Umak selalu berkunun (Dongeng) Kepada kami, aku dan adikku Ayu sebelum kami terlelap tidur. Tidak jarang Ayu selalu meminta kunun kepada Umak, sesekali aku kesal kepada Adikku Ayu, pastinya Umak berkunun tentang cerita yang nuansanya pasti aku tebak.
Kunun yang diceritakan ya pasti tidak jauh-jauh dari kisa sedih, seperti Anak Yatim piatu, Anak tiri hampir sama ceritanya dengan Bawang merah dan Bawang putih, malin kundang anak yang durhaka kepada Ibunya, anak yang di telantarkan akhirnya dirindukan ketika Ia pergi kehutan, dll.
Tidak jarang ketika dipertengahan cerita, aku memalingkan diri dari umak, menutup muka dengan bantal, menangis terseduh-seduh mendengar cerita umak.
sesekali terbangun ditengah malam sambil menangis, teringat kunun Umak. ubak yang heran berusaha menenangkan, dan Bertanya "kenapa kamu Nak".
"Bak, besok ketika kita mati (meninggal), kita minta (doa) sama Allah, kita dipertemukan lagi dan dikembalikan ke dunia ini lagi Bak".
Umak beralasan takut saya menjadi malin kundang, ya malin kundang lagi hee.
"Nanti pas kamu minum dan makan, temanmu memasukan narkoba keminumanmu", sahut umak.
" selanjutnya lupa sama umak, adik-adik, jadi malin kundang".
Ya malin kundang lagi fikirku, "Mak, kalo saya menikah dengan orang papua gimana, biar jauh, disanakan sudah banyak orang sumatra", sahut ku.
"Na, bagus biar umak bisa ke papua", "na Iya papua", jawab melani adik yang paling kecil.
akupun heran mendengarkan celotehan mereka.
***
Sambil memejamkan mata, Akupun tersadar kembali pesan singkat dari Ubak melalu handphone."Mencari pasangan hidup yaitu dengan seseorang yang memuliahkan kedua orang tuanya".
Kata-kata ini terus berputar di dalam benakku.
Seseorang yang bisa memuliahlan kedua orang tuanya, tidak berkata kasar, lemah lembut, suka membantu orang tuanya sendiri.
ini akan terpancar ke akhlaknya, aktifitas hari-harinya, termasuk ke orang tua yang lain.
Aku mencoba berfikir cara fikir sederhana Ubak yang kian hari kian menua. harapan orang tua ketika telah menua, lemah dan rapuh ingin di rawat oleh anak-anaknya.
Merawat orangtua ketika tua dan rentah merupakan ibadah tersendiri untuk anak-anaknya dan sebuah proses pembelajaran hidup untuk anak-anak dan keturunan selanjutnya serta balas kasih sang anak ketika dirawat oleh orangtuanya ketika masih keci.
Semasa kecil, seorang anak dirawat, diberi makan dengan lembut, dimandikan, ditimang, dibelai kasih orang tua, dididik ketika tidak tahu dll.
ketika menua, orang tua lemah layaknya anak-anak yang perlu dibantu saat berjalan, layaknya anak-anak yang perlu dimandikan, kadang dingin untuk mandi, dibantu diberi makan dan disuapi, layaknya anak-anak yang perlu di ingatkan karna dia mulai hilang ingatan.
Akhirnya kita bisa menyadari sebagaimana orang tua kita sabar, ulet dan tekun merawat kita diwaktu kecil hingga dewasa, yang tentu kita tidak bisa membalas jasa kebaikan orangtua selama itu.
Semoga kita menjadi anak yang memuliahkan, berbakti dan merawatnya disaat Ia tua.
=====
note :
~Seseorang bisa memuliahkan orang tua ketika ia memuliahkan kedua orangtuanya sendiri.
~Sebagian besar cerita real pribadi penulis 😊.
Salam,
Arie Anggara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar